Al-Qolam
Assalamu’alikum..... shahib semua, gimana
kabarnya hari ini? Pasti sedang panas-dinginkan, deg-degan, nerves de el el?
secara hari-hari ini kan para mahasiswa lagi sibuk-sibuknya dikejar Tugas dan UAS. Tak dapat dipungkiri kedua hal
ini dapat menguras tenaga dan fikiran kita. But, don’t worry say, kedua hal itu tak semenakutkan
yang kita bayangkan kok, kuncinya ada tiga, study hard, do’a dan sabar.
Well, shab, jangan dulu setres ya. Yang penting kita berusaha dulu, soal
hasil itu hak preogratif Allah. Tahukan, Allah melihat proses bukan hasil.
Sobat semua, penting sekali kita sebagai seorang
muslim memiliki sifat sabar dalam hal apapun juga. Dalam menjalankan keta’atan
kepada Allah, dalam menjauhi maksiat, dalam menghadapi cobaan ujian dan dalam menerima
takdir-Nya .
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala
sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id,
hal. 95)
Menurut beberapa sumber, pengertian
sabar menurut bahasa adalah mengekang (al-habsu), menahan (al-kaffu) dan
mencegah (al-man’u). Sedangka menurut istilah sabar memiliki beberpa
pengertian, diantaranya. Menahan hawa nafsu sesuai dengan tuntutan akal dan
syari’at islam. Menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai karena mengharaf
ridha Allah. Bertahan dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahakan oleh Allah
dan menahan diri dari mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh-Nya.
Nah sobat, bersabrlah...! niscaya kita
akan mendapatkan hikmah dan kebahagian dunia akhirat. Bahkan Al-Qu’an memberi
pujian terhadap kedudukan orang yang sabar dan status mereka dikalangan kaum
beriman.
“Bukanlah menghapkan wajahmu ke arah
timur dan ke barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi; dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabtnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang
yang meminta-minta; dan mmerdekan hamba sahaya; mendirikan salat dan menunikan
zakat; dan orang-orang yang menepati jnjinya apabila ia berjanji; dan
orang-orang yang sabr dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)
Syalam
Helaan
nafasmu...
Sayunya
matamu...
Aku mengerti,
Betapa berat
rasanya kehidupan ini.
Tapi lihatlah,
setelah gulita itu akan ada kicauan burung pagi menentramkan,
Sabar, sabar,
sabarlah kawan...!
Allah selalu
tahu yang terbaik untukmu.
Penggugah Hati
Sobat, pengen tahu faktor-faktor
yang akan menguatkan kesabrab kita? Yuk, kita lihat dibawah ini....!
# Menjauhi penyakit yang merusak
kesabaran, seperti: Isti’jal (ketergesaan), al-ghadab (marah), sangat bersedih
hati dan bersempit dada karena rencana jahat orang kafir lakukan, putus asa.
# Beriman kepada qadar Allah dan
sunah-sunah-Nya.
# Meneladani orang-orang sabar
dan teguh hati.
# Meninta pertolongan pada Allah.
# Yakin akan adanya jalan keluar.
# Yakin akan ada balasan yang
baik di sisi Allah.
# Mengetahui manusia itu sendiri.
# Mengetahui watak kehidupan
manusia.
Sumber :
Kumpulan materi kajian islam.
Untaian Sang Teladan
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah,
sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama
kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada
kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah
Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain,
III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)
Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim
Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu sebagian
dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah
dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu
cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan
membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada
yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim)
Goresan Inspirasi
Berbicara mengenai sabar, tiba-tiba fikiran ini
teringat akan sebuah kisah yang sangat menakjubkan. Kisah yang membuat penduduk bumi maupun langit berdecak
kagum. Ini bukan kisah fiktif, legenda maupun super heronya orang-prang barat. Sobat pasti tahukan dengan nama ‘Ayub Alaihis Salam.’ Yap, dia adalah salah
satu Nabi yang mempunyai perjalanan hidup yang sangat luar biasa.
Kalau sobat ada yang belum tahu, atau lupa lagi
kisahnya, yuk kita ingat-ingat kembali.
Nabi Ayub adalah Nabi yang sangat kaya raya. Hartanya
melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Istri dan anaknya banyak.
Ia hidup makmur dan sejahtera, tapi hal itu tidak melalaikanya untuk tetap
beribadah kepada Allah.
Penduduk bumi maupun langit berdecak kagum melihatnya
sehingga membuat iblis iri. Kemudian iblis mencoba menggodanya sendiri, tapi
ternyata usahanya sia-sia, Nabi Ayub tidak tergoda sedititpun ia tetap khusuk
beribadah dengan keikhlasan dan banyak bersyukur kepda Allah.
Iblis kemudian menghapdap Allah mengadukan Nabi Ayub,
ia berkata bahwa Nabi Ayub beribadahnya karena takut kehilangan kenikmatan yang
telah Allah berikan kepadanya, dan andaikata ia terkena musibah belum tentu ia
taat dan ikhlas beribadah kepda Allah.
Allah berfirman kepada iblis: “ Sesungguhnya Ayub
adalah hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin yang sejati. Apa
yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong
iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan
tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikanya
tidak akan menurun dan menjadi brkurang walau ditimpa musibah apapun yang
melanda dirinnya dan harntanya. Ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah
pemberian-Ku, yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya
berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak
rela melihat hamba-hambaku anak cucu Adam berada diatas jalan yang lurus. Untuk
menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada taqdir-Ku, Ku Izinkan kau
menggoda dan memalingkanya dari-Ku. Kerahkanlah pembatu-pembantumu untuk
menggoda Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang
rukun sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu menyesatkan hamba-Ku
Ayub.”
Lihatlah
sobat, jika Allah sudah memberi petunjuk kepada hamba-Nya, maka takkan ada
apapun yang akan menyesetkanya termasuk iblis dan para pembantunya. Kembali ke
cerita...
Setelah
mendapatka izin, iblis langsung memporak-porandakan kehidupan Nabi Ayub,
dimulai dari harta bendanya dihamcurkan termasuk ladang dan ternaknaya. Tapi
Nabi Ayub tetap sabar melihatnya. Ia tahu bahwa semua hal itu hanya titipan.
Kemudian iblis dan para pembantunya mendatangi anak-anak Nabi Ayub yang berada
di sebuah gedung yang besar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang
tersebut sehingga gedung itu roboh menimpa anak-anak Nabi Ayub sehingga membuat
mereka meninggal semua.
Melihat
hal itu Nabi Ayub sedih, tapi keimanan dan keyakinannya tetap kokoh, ia tahu
bahwa jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki ini semua maka tak seorangpun
yang dapat menghalangi-Nya.
Sampai
pada akhirnya iblis membuat Nabi Ayub terkena penyakit kulit yang sangat lama,
bertahun-tahun. Tapi Nabi Ayub tetap sabar menerima cobaan itu dan tetap
beribadah kepada Allah. Meliahat hal itu iblis merasa telah kalah. Dan pada
akhirya Allah menyembukan kembali penyakit kulit Nabi Ayub dan membuatnya
kembali hidup makmur dan sejahtera.
Nah
sobat, cukup sekian ceritanya. Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran
dari kiasah Nabi Ayub tadi.
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar