Cahyadi

Berbagi ilmu adalah kewajiban, marilah berbagi ilmu..

Jumat, 22 Februari 2013

Tugas Al-Qolam : Buletin



   Al-Qolam
 

Assalamu’alikum..... shahib semua, gimana kabarnya hari ini? Pasti sedang panas-dinginkan, deg-degan, nerves de el el? secara hari-hari ini kan para mahasiswa lagi sibuk-sibuknya dikejar  Tugas dan UAS. Tak dapat dipungkiri kedua hal ini dapat menguras tenaga dan fikiran kita. But, don’t  worry say, kedua hal itu tak semenakutkan yang kita bayangkan kok, kuncinya ada tiga, study hard, do’a dan sabar.
Well, shab, jangan dulu setres ya. Yang penting kita berusaha dulu, soal hasil itu hak preogratif Allah. Tahukan, Allah melihat proses bukan hasil.  
Sobat semua, penting sekali kita sebagai seorang muslim memiliki sifat sabar dalam hal apapun juga. Dalam menjalankan keta’atan kepada Allah, dalam menjauhi maksiat, dalam menghadapi cobaan ujian dan dalam menerima takdir-Nya .
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Menurut beberapa sumber, pengertian sabar menurut bahasa adalah mengekang (al-habsu), menahan (al-kaffu) dan mencegah (al-man’u). Sedangka menurut istilah sabar memiliki beberpa pengertian, diantaranya. Menahan hawa nafsu sesuai dengan tuntutan akal dan syari’at islam. Menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai karena mengharaf ridha Allah. Bertahan dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahakan oleh Allah dan menahan diri dari mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh-Nya.
Nah sobat, bersabrlah...! niscaya kita akan mendapatkan hikmah dan kebahagian dunia akhirat. Bahkan Al-Qu’an memberi pujian terhadap kedudukan orang yang sabar dan status mereka dikalangan kaum beriman.
Bukanlah menghapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi; dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabtnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan mmerdekan hamba sahaya; mendirikan salat dan menunikan zakat; dan orang-orang yang menepati jnjinya apabila ia berjanji; dan orang-orang yang sabr dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)


Syalam
Helaan nafasmu...
Sayunya matamu...
Aku mengerti,
Betapa berat rasanya kehidupan ini.
Tapi lihatlah, setelah gulita itu akan ada kicauan burung pagi menentramkan,
Sabar, sabar, sabarlah kawan...!
Allah selalu tahu yang terbaik untukmu.




Penggugah Hati
Sobat, pengen tahu faktor-faktor yang akan menguatkan kesabrab kita? Yuk, kita lihat dibawah ini....!
# Menjauhi penyakit yang merusak kesabaran, seperti: Isti’jal (ketergesaan), al-ghadab (marah), sangat bersedih hati dan bersempit dada karena rencana jahat orang kafir lakukan, putus asa.
# Beriman kepada qadar Allah dan sunah-sunah-Nya.
# Meneladani orang-orang sabar dan teguh hati.
# Meninta pertolongan pada Allah.
# Yakin akan adanya jalan keluar.
# Yakin akan ada balasan yang baik di sisi Allah.
# Mengetahui manusia itu sendiri.
# Mengetahui watak kehidupan manusia.
Sumber : Kumpulan materi kajian islam.





Untaian Sang Teladan
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)
Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim)



         

Goresan Inspirasi
Berbicara mengenai sabar, tiba-tiba fikiran ini teringat akan sebuah kisah yang sangat menakjubkan. Kisah yang  membuat penduduk bumi maupun langit berdecak kagum. Ini bukan kisah fiktif, legenda maupun super heronya orang-prang barat.  Sobat pasti tahukan dengan nama  ‘Ayub Alaihis Salam.’ Yap, dia adalah salah satu Nabi yang mempunyai perjalanan hidup yang sangat luar biasa.
Kalau sobat ada yang belum tahu, atau lupa lagi kisahnya, yuk kita ingat-ingat kembali.
Nabi Ayub adalah Nabi yang sangat kaya raya. Hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Istri dan anaknya banyak. Ia hidup makmur dan sejahtera, tapi hal itu tidak melalaikanya untuk tetap beribadah kepada Allah.
Penduduk bumi maupun langit berdecak kagum melihatnya sehingga membuat iblis iri. Kemudian iblis mencoba menggodanya sendiri, tapi ternyata usahanya sia-sia, Nabi Ayub tidak tergoda sedititpun ia tetap khusuk beribadah dengan keikhlasan dan banyak bersyukur kepda Allah.
Iblis kemudian menghapdap Allah mengadukan Nabi Ayub, ia berkata bahwa Nabi Ayub beribadahnya karena takut kehilangan kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya, dan andaikata ia terkena musibah belum tentu ia taat dan ikhlas beribadah kepda Allah.
Allah berfirman kepada iblis: “ Sesungguhnya Ayub adalah hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin yang sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikanya tidak akan menurun dan menjadi brkurang walau ditimpa musibah apapun yang melanda dirinnya dan harntanya. Ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku, yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hambaku anak cucu Adam berada diatas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada taqdir-Ku, Ku Izinkan kau menggoda dan memalingkanya dari-Ku. Kerahkanlah pembatu-pembantumu untuk menggoda Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang rukun sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu menyesatkan hamba-Ku Ayub.”
        Lihatlah sobat, jika Allah sudah memberi petunjuk kepada hamba-Nya, maka takkan ada apapun yang akan menyesetkanya termasuk iblis dan para pembantunya. Kembali ke cerita...
        Setelah mendapatka izin, iblis langsung memporak-porandakan kehidupan Nabi Ayub, dimulai dari harta bendanya dihamcurkan termasuk ladang dan ternaknaya. Tapi Nabi Ayub tetap sabar melihatnya. Ia tahu bahwa semua hal itu hanya titipan. Kemudian iblis dan para pembantunya mendatangi anak-anak Nabi Ayub yang berada di sebuah gedung yang besar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang tersebut sehingga gedung itu roboh menimpa anak-anak Nabi Ayub sehingga membuat mereka meninggal semua.
        Melihat hal itu Nabi Ayub sedih, tapi keimanan dan keyakinannya tetap kokoh, ia tahu bahwa jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki ini semua maka tak seorangpun yang dapat menghalangi-Nya.
        Sampai pada akhirnya iblis membuat Nabi Ayub terkena penyakit kulit yang sangat lama, bertahun-tahun. Tapi Nabi Ayub tetap sabar menerima cobaan itu dan tetap beribadah kepada Allah. Meliahat hal itu iblis merasa telah kalah. Dan pada akhirya Allah menyembukan kembali penyakit kulit Nabi Ayub dan membuatnya kembali hidup makmur dan sejahtera.
        Nah sobat, cukup sekian ceritanya. Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran dari kiasah Nabi Ayub tadi.
       
       
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar